(KECERDASAN EMOSI)
Anak Hiperaktif
♦ Pendahuluan
Semua orang tua pasti menginginkan
anaknya terlahir normal secara keseluruhan. Namun disini ada 2 ketakutan kaum
ibu menyangkut anaknya, autis dan hiperaktif. Jika anaknya autis, ibu akan
gugup karena anaknya tidak fokus, cenderung pendiam dan sulit beradaptasi. Jika
hiperaktif malah gelisah karena anaknya susah dikendalikan. Padahal rata-rata
anak autis dan hiperaktif punya kecerdasan yang luar biasa. Mengelola anak
hiperaktif butuh kesabaran yang luar biasa untuk senantiasa tidak menyerah merasa
lelah demi kebaikan sang buah hati. Anak hiperaktif memang selalu bergerak,
nakal tidak konsentrasi, keinginannya harus segera dipenuhi dan impulsif /
melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dulu. Gangguan ini
biasanya terjadi pada anak pra sekolah dasar atau sebelum 7 tahun.
♦ Permasalahan
Permasalahan yang terjadi pada anak
hiperaktif yaitu kurangnya perhatian orang tua, selalu dipenuhi keinginannya
tanpa melihat yang sebenar-benarnya apa keinginan anak itu-ini yang menjadi
problema kenapa anak merasa kurang diperhatikan dan kemudian mengarah pada
sikap impulsif. Impulsif disini adalah melakukan sesuatu yang merugikan tanpa
berpikir terlebih dahulu apa yang akan terjadi atau akibat dari perbuatan
anaknya itu orang merasa dirugikan. Sebagai pelampiasan kekesalannya, amarah
dan frustasi pada masalah yang dihadapinya.
Pada sebuah kasus disini seorang anak
terlahir dalam keluarga yang serba berkecukupan, ada beberapa pembantu yang
selalu siap melayaninya, itu di rumah, semua orang tunduk pada perintahnya,
perintah seorang anak kecil. Sedang orang tuanya dan anggota keluarga lainnya
sibuk pada dunianya masing-masing.
Kondisi keluarga tersebut, tetapi
begitu dia menemui dunia baru (di sekolah) dia tersentak karena adanya
peraturan yang mengharuskan dia melakukan semua itu sendiri. Dia merasa
frustasi, putus asa, depresi dan akhirnya menjadikan dia impulsif.
Namun berkat
ketelatenan, kesabaran dan kasih sayang dari para guru di tambah dengan
perkembangan dan kematangan usianya dia mau mengerti dan mulai memahami arti
dari kerjasama, kebersamaan, perhatian saling menghargai.
♦ Pembahasan
Kesibukan orang tua saat ini memang
mengkhawatirkan terutama di kota
besar hanya demi karir, kebutuhan ekonomi menjadi alasan untuk meninggalkan
keluarga terutama si kecil yang masih membutuhkan kasih dan sayang dari sang
ibu.
Peran penting seorang ibu tergantikan
dengan adanya pengasuh, pembantu atau sekarang istilah yang lebih populer baby
sitter dengan kata lain pembantu yang lebih berpendidikan dan terlatih bagi
seorang anak mungkin semua itu tidak ada artinya namun untuk kecerdasan emosi
dan sosialnya tanpa seorang ibu yang penuh kasih sayang dan mengabulkan yang memang dibutuhkan anak sangat penting
untuk perkembangan kecerdasan emosi dan sosialnya.
Ibu tempat bergantung rasa frustasi,
depresi dan tertekan, tempat curahan hati, tempat berlindung dan tempat untuk
mencari rasa ingin tahu dari si buah hati apabila ayah, ibu atau anggota
keluarga lain cuek, apa yang terjadi?
Anak akan merasa putus asa, depresi,
tertekan terlebih lagi impulsif tanpa tahu apa yang akan dilakukannya. Sebagai
pelampiasannya anak akan mencari perhatian dengan cara merusak, membikin
sensasi, membuat kesal semua orang, bikin usil, nakal, jahil dan membuat marah
lingkungan keluarga atau masyarakat sekitarnya.
♦ Kesimpulan
Konklusif
Itulah gambaran kehidupan anak pada
saat ini merasa kesepian, pemurung dan cenderung impulsif, dilihat dari
kesehariannya tidaklah tampak seperti yang terjadi. Orang melihat suatu
kewajaran dari tingkah laku anak usia sebayanya. Namun dibalik semua itu
kegelisahan yang selalu membayanginya sampai usia dewasa apabila kebiasaan
tersebut tidak segera diantipasi dengan memberikan responsif, perhatian,
berusaha memahami apa yang dipikirkan dan diinginkan akan berdampak sangat buruk
bagi perkembangan kecerdasan emosinya apabila untuk tidak tersalurkan dengan
baik dan benar. Untuk itu peran orang tua dan para pendidik sangat penting bagi
perkembangannya. Menjadikan pribadi yang kokoh dan mampu mengatasi perubahan
zaman yang semakin sulit dimengerti dengan seiring berjalannya waktu yang masih
panjang untuk anak dalam menempuh 50 tahun ke depan atau lebih 60 tahun ke
depan selagi masih diberi wktu. Inilah saat yang tepat untuk memperbaiki semua
itu dengan kesadaran yang tinggi dan keikhlasan seorang pendidik dalam
mengasuh, memperlakukan anak didik seperti anak kandung sendiri penuh perhatian
dan kasih sayang.
CONTOH SURAT BERITA ACARA
0 Response to "KECERDASAN EMOSI ANAK HIPERAKTIF"